Sri Rahayu Hijrah Hati Paparkan Strategi Tingkatkan Potensi Ekonomi Syariah Indonesia

Sri Rahayu Hijrah Hati Paparkan Strategi Tingkatkan Potensi Ekonomi Syariah Indonesia

 

Nino Eka Putra ~ Humas FEB UI

JAKARTA – Global Islamic Economic Indicator 2018/2019 menyatakan bahwa Indonesia masih berada diperingkat 10 negara di dunia yang menerapkan ekonomi syariah. Hal ini membuat Indonesia tertinggal jauh dengan negara tetangganya Malaysia. Presiden Joko Widodo menilai untuk membangkitkan potensi ekonomi syariah di Indonesia menjadi pekerjaan besar bersama. Jokowi menargetkan akan membawa Indonesia menjadi pusat ekonomi syariah terkemuka di dunia.

Pertumbuhan ekonomi syariah Indonesia berdasarkan Global Islamic Economic Indicator berada diangka 5% -7% dan akan tumbuh hingga 2023. Indonesia sebenarnya mempunyai potensial sebagai pemain industri halal nomor satu di dunia. Akan tetapi, kita bisa melihat bahwa Malaysia bisa menjadi pemain nomor satu saat ini karena belasan tahun yang lalu mereka membuat integrited system berupa masterplan.

Pemerintah saat ini akan fokus untuk mengembangkan sejumlah produk prioritas untuk memacu pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia. Adapun produk yang dimaksud di antaranya makanan, minuman, fashion, pariwisata, media, farmasi, dan kosmetik.

“Secara riil kita bisa menyasar secara segmentif setiap industri dan fokus bisa jauh spesifik. Dalam hal ini, pemerintah harus bisa melihat secara mendalam persoalan ekonomi syariah dan menambahkan lembaga pemeriksa halal atau auditor untuk mempercepat sertifikasi produk halal di Indonesia,” tutur Sri Rahayu Hijrah Hati dalam acara news talkshow Hot Economy Berita Satu TV ‘Saatnya Ekonomi Syariah Bangkit’ (15/5/2019).

Sementara itu, untuk meningkatkan nilai aset perbankan ekonomi syariah kita harus menerapkan 4 strategi, di antaranya religious, religious and economic creational, rasional, dan ethical. “Dari ke-4 strategi tersebut berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa rasional lah yang paling dominan diterapakan oleh Indonesia. Ini menyebabkan masih ada masalah yang fundamental dari sisi literasi ekonomi syariah,” pungkasnya.

Dari sisi SDM di dunia pendidikan seperti Universitas Indonesia sendiri ada Pusat Ekonomi dan Perbankan Syariah yang sudah melakukan penelitian mengenai pendidikan dalam bidang ilmu ekonomi dan bisnis Islam dan ini tumbuh sangat pesat. Pengembangan mengenai ekonomi syariah harus ditempatkan pada kedudukannya semula dan tidak berfokus pada keuangan syariahnya saja.

“Diharapkan untuk mewujudkan Indonesia menjadi industri halal paling utama di dunia, pemerintah harus meningkatkan pertumbuhan di bidang pendidikan prodi-prodi dalam bidang ilmu ekonomi dan bisnis Islam, memberikan bantuan untuk UMKM atau industri halal terhadap modal dan sertifikasi, dan sifting dari pemain lokal menjadi pemain global kita optimis menjadi paling utama di dunia,” tutupnya. (Des)