Ari Kuncoro Tanggapi Konsumsi dan Investasi Pacu Gerak Ekonomi

Ari Kuncoro Tanggapi Konsumsi dan Investasi Pacu Gerak Ekonomi

BankĀ Pembangunan Asia (ADB) menyatakan konsumsi rumah tangga dapat menjadi faktor penguatan ekonomi Indonesia yang diproyeksikan masing-masing sebesar 5,2% dan 5,3% pada 2019 dan 2020.

Hal itu diungkapkan dalam laporan terbaru mereka yang berjudul Asian Development Outlook (ADO) 2019. Selain konsumsi rumah tangga, investasi dalam negeri, kata laporan itu, juga dapat menjadi kompensasi ekspor yang melemah.

Direktur ADB untuk Indonesia Winfried Wicklein dalam pernyataan di Jakarta, kemarin, mengatakan pertumbuhan sektor investasi akan didukung oleh pembangunan proyek infrastruktur, baik yang sudah selesai maupun dalam tahapan penuntasan, terutama dalam bidang transportasi dan energi.

Perbaikan terhadap iklim investasi seperti perampingan sistem administrasi pajak dan penyederhanaan perizinan usaha juga diyakini akan makin mendukung sentimen positif investor.

Sementara itu, konsumsi rumah tangga didukung oleh penguatan permintaan domestik dalam jangka pendek karena meningkatnya lapangan kerja di sektor formal dan perluasan program bantuan sosial pemerintah. Stabilnya pergerakan laju inflasi yang tetap rendah pada kisaran 3,2% pada 2019 dan 3,3% pada 2020, juga menjaga momentum pertumbuhan belanja sektor swasta. “Namun, membaiknya kinerja konsumsi rumah tangga dapat menjadi faktor yang mendorong impor barang dan jasa dalam periode ini meski tidak setinggi pada 2018,” ujar Winfried.

Menurut dia, dengan didukung oleh manajemen makroekonomi yang solid dan permintaan domestik yang kuat, momentum pertumbuhan Indonesia diharapkan akan berlanjut secara sehat. Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lebih berkelanjutan dan inklusif, kata Winfried, Indonesia memerlukan fokus yang berkesinambungan pada peningkatan daya saing, pengembangan sumber daya manusia, dan penguatan ketahanan.

ADB memprediksi defisit neraca transaksi berjalan diperkirakan mencapai 2,7% terhadap PDB masing-masing pada 2019 dan 2020 atau lebih rendah daripada 2018 yang tercatat 3% dari PDB. Laporan ADB juga ikut mengingatkan risiko eksternal terhadap proyeksi ekonomi yaitu meningkatnya ketegangan perdagangan global dan volatilitas pasar keuangan internasional, serta kemungkinan kekeringan akibat fenomena El Nino.

Pergeseran konsumsi

Saat dimintai tanggapannya mengenai laporan ADB ini, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Prof. Ari Kuncoro,Ph.D , menyatakan pemerintah Indonesia harus mempersiapkan industri dalam negeri untuk mendongkrak konsumsi rumah tangga masyarakat Indonesia. “Sebagian besar kebutuhan itu bisa dipenuhi sehingga nilai tambah ada di dalam negeri,” kata Ari, kemarin.

Beliau menilai Indonesia harus mencontoh negara-negara maju, seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Tiongkok yang pemerintahnya mendorong konsumsi masyarakat dan melakukan produksi secara mandiri. Seiring dengan itu, ketika masyarakatnya melakukan kegiatan konsumsi, investasi dan industri juga berjalan. “Jadi, kalau negaranya semakin matang, sumber pertumbuhan ekonomi akan beralih dari investasi ekspor ke arah konsumsi,” ujarnya.

Menurut Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia ini, di Indonesia tengah terjadi pergeseran konsumsi masyarakat, dari konsumsi makanan dan elektronik ke arah konsumsi jasa, seperti berwisata, serta konsumsi budaya seperti menonton konser dan opera. Dia meyakini konsumsi masyarakat Indonesia akan menjadi pilar bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. “Untuk itu, kita harus meningkatkan peran di rantai pasokan. Jangan cuma jadi konsumen. Kita juga harus terlibat dalam spesialisasi perdagangan internasional,” tandasnya.

 

ANTARA/Indrianto Eko Suwarso
Dekan FEB UI Ari Kuncoro

Sumber : http://mediaindonesia.com/read/detail/227425-konsumsi-dan-investasi-pacu-gerak-ekonomi.html