Abdillah Ahsan: Gali Potensi Zakat untuk Dukung Pembiayaan Pembangunan Indonesia

Abdillah Ahsan: Gali Potensi Zakat untuk Dukung Pembiayaan Pembangunan Indonesia

 

Nino Eka Putra ~ Humas FEB UI

Abdillah Ahsan ~ Wakil Kepala PEBS FEB UI

DEPOK – Delegasi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia mempresentasikan hasil penelitian riset yang dilakukan oleh tim dalam Ajang World Zakat Forum (WZF) yang diadakan di Hotel Equatorial, Malaka, Malaysia, pada (5–6/12/2018).

WZF merupakan acara tahunan sebagai platform gerakan zakat global. Forum ini memiliki peran untuk meningkatkan akuntabilitas pengelolaan zakat dan kerja sama dalam upaya meningkatkan kesejahteraan umat dan mengurangi kemiskinan. Konferensi tersebut juga mencatat peran zakat yang semakin meningkat dalam menyelesaikan masalah kemiskinan dan ketimpangan global. Tahun ini, WZF diikuti oleh total 300 peserta dari 28 negara di dunia seperti Inggris, India, Nigeria, Bosnia-Herzegovina dan Afrika Selatan.

Pada tahun ini, WZF mengusung tema “Strengthening Global Zakat Cooperation in Increasing the Welfare of The Ummah”. Acara ini turut dihadiri oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional RI, Prof. Dr. Bambang P.S. Brodjonegoro dan Menteri Agama Malaysia, Dr. Mujahid Yusof Rawa.

Wakil Kepala Pusat Ekonomi dan Bisnis Syariah (PEBS) sekaligus dosen FEB UI, Dr. Abdillah Ahsan mempresentasikan hasil penelitian timnya yang dilakukan oleh Sarah Asmalia (Mahasiswa Ilmu Ekonomi FEB UI), Rahmatina Awaliah Kasri, Ph.D. (Kepala PEBS FEB UI) dengan judul “Exploring the Potential of Zakah for Supporting Realization of Sustainable Development Goals (SDGs) in Indonesia”.

Riset ini dilakukan untuk menggali potensi zakat sebagai pendukung pembiayaan dan merealisasikan SDGs di Indonesia. Tujuan ini dicapai melalui identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi Muslim untuk membayar zakat dan mengeksplorasi prioritas klaster SDGs untuk dibiayai dana zakat. Klaster dalam SDGs meliputi people, prosperity, peace, planet, dan partnership.

“Berdasarkan analisis data ditemukan bahwa perilaku individu untuk membayar zakat dipengaruhi oleh faktor knowledge (pengetahuan tentang zakat), religiosity (tingkat religiusitas), dan trust (kepercayaan terhadap lembaga amil zakat), attitude, subjective norm, dan perceived behavioral control,” tutur Abdillah Ahsan.

Selain itu, responden menempatkan faktor people sebagai klaster prioritas utama SDGs. Klaster ini mencakup pengentasan kemiskinan, kelaparan, pemenuhan hidup sehat dan sejahtera, pemenuhan pendidikan berkualitas, kesetaraan gender, dan penyediaan air bersih sekaligus sanitasi yang layak,” tutup Abdillah Ahsan dalam presentasinya. (Des)