Indonesia Economic Outlook 2019 Angkat Tema Tahun Pemilihan Sebagai Era Perekonomian Baru Indonesia

Indonesia Economic Outlook 2019 Angkat Tema Tahun Pemilihan Sebagai Era Perekonomian Baru Indonesia

 

Nino Eka Putra ~ Humas FEB UI

DEPOK – Indonesia Economic Outlook (IEO) merupakan seminar nasional tahunan yang diselenggarakan oleh KANOPI dengan berkolaborasi bersama 12th Research Day Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia yang berlangsung di Auditorium Soeria Atmadja, Senin (12/11/2018).

Pada tahun ini, IEO’19 sudah memasuki usia ke-13 tahun dan mengangkat tema “Election Year: A New Era of Indonesia’s Economic Triumph”. Seminar ini dibuka oleh Wakil Dekan I, Dr. Beta Yulianita Gitaharie mengatakan IEO’19 berbeda dengan tahun sebelumnya, karena tema acara yang diangkat tahun ini bertepatan dengan pemilihan Presiden Indonesia 2019 nanti dan isu-isu terkait perekonomian nasional yang sedang hangat diperbincangkan. Selain itu, diharapkan IEO’19 menjadi wadah bagi mahasiswa, dosen, peneliti untuk menyalurkan karya-karya hasil penelitiannya.

Keynote speech yang disampaikan oleh Bambang Priyambodo selaku Staf Ahli Menteri PPN Bidang Pembangunan Sektor Unggulan dan Infrastruktur bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini masih rendah sekitar 5,1%. Salah satu alasannya adalah guncangan negatif di AD karena harga komoditas yang lebih rendah.

Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, katakanlah 5,7%, kebijakan permintaan seperti kebijakan fiskal dan moneter tidak akan cukup. “Kita perlu menggeser kurva long run aggregate supply (LRAS) ke kanan. Untuk mengalihkan LRAS, kita memerlukan reformasi struktural yang mencakup investasi dalam infrastruktur, SDM, peningkatan teknologi, dan reformasi pasar tenaga kerja,” tutur Bambang Priyambodo.

Selama 5 tahun ke depan, perhitungan Bappenas menunjukkan bahwa reformasi struktural yang berkelanjutan memang diperlukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di masa depan di atas 5,5%. Untuk mencapai itu, kita perlu investasi dalam SDM, peningkatan investasi dan pertumbuhan produktivitas. Selain itu, pemerintah perlu fokus untuk menghidupkan kembali sektor manufaktur, yaitu ekspor dengan mengatasi hambatan terhadap pertumbuhan ekonomi,” tutup Bambang Priyambodo dalam keynote speech nya.

 

Sesi 1: Macroeconomic Review of Indonesia’s and Global Economy in 2018

Emma Allen selaku Country Economist ADB Indonesia menjelaskan dalam mengembangkan pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia khususnya Indonesia pada tahun 2018 di angka 6,0% dan 2019 di angka 5,8% dengan menerapkan kebijakan stabilisasi makroekonomi, seperti kebijakan fiskal, moneter, rezim nilai tukar, manajemen aliran modal, kebijakan makroprudensial, dan hibrida. “Pertumbuhan PDB akan meningkat menjadi 5,3% di tahun 2019 dengan meningkatkan prospek pertumbuhan jangka menengah & panjang, mempercepat investasi dalam infrastruktur, peningkatan pendidikan & keterampilan, dan meningkatkan iklim investasi,” ucap Emma Allen.

Vivi Alatas selaku Lead Economist World Bank Indonesia juga menjelaskan Indonesia dapat menggapai arah pembangunan yang lebih baik dengan menerapkan kebijakan pada kelas menengah, karena memegang 47% dari total konsumsi rumah tangga Indonesia, di luar konsumsi kelas atas. 42% pemilik usaha dengan karyawan yang digaji datang dari kelas menengah.

“Pemerintah harus menerapkan 3 strategi untuk mendorong mobilitas kelas menengah, yaitu Equal Opportunity dengan pelayanan publik yang berkualitas dan peningkatan akuntabilitas pemerintah pusat dan daerah. Economic Mobility dengan membuka kesempatan kerja yang lebih banyak & lebih layak, dan membangun sistem skill monitoring untuk memberikan informasi mengenai pasar tenaga kerja pada saat yang tepat. Security dengan memperkuat sistem perlindungan sosial, dan sistem bantuan sosial yang terintegrasi dengan tingkat pengeluaran, tingkat manfaat, sasaran, waktu, koordinasi & transisi yang tepat,” kata Vivi Alatas.

Sesi 2: Election Year: A New Era of Indonesia’s Economic Triumph

Wahyu Pratomo selaku Kepala Grup Hubungan Internasional Bank Indonesia memaparkan bauran kebijakan yang dilakukan oleh Bank Indonesia untuk pengendalian inflasi dan stabilisasi nilai tukar rupiah, yaitu kenaikan suku bunga kebijakan moneter sebesar 150 bps menjadi 5,75% selama tahun 2018, intervensi ganda di pasar valas & pembelian SBN dari pasar sekunder, khususnya pada saat terjadi pembalikan modal asing dalam jumlah besar, dan kebijakan lainnya untuk stabilisasi dan menjaga momentum pertumbuhan ekonomi.

Febrio Kacaribu selaku Head of Macro Study LPEM FEB UI juga memaparkan transformasi struktural ekonomi Indonesia menunjukkan bahwa sektor primer (terutama pertanian) bukan perusahaan terbesar melainkan sektor jasa. Kemudian, sektor sekunder (manufaktur) meningkat dalam hal pekerjaan tetapi tidak dalam hal produksi. Selain itu, peningkatan produktivitas tenaga kerja sektor primer sebesar 5% relatif terhadap sektor sekunder (-11%) dan tersier (-3%).

“Maka dari itu yang diharapkan untuk perekonomian Indonesia di tahun 2019, yaitu pertumbuhan PDB sedikit lebih baik di 5,3%, tingkat inflasi sedikit lebih tinggi sekitar 3,3%, nilai tukar sekitar Rp15.000 per USD, dan CAD/PDB bisa menjadi lebih baik sekitar 2,5%,” jelas Febrio Kacaribu.

Suahasil Nazara selaku Head of Fiscal Policy Agency Kementerian Keuangan RI menyampaikan bahwa APBN tahun 2019 akan mengoptimalkan potensi sumber pembiayaan untuk mitigasi risiko bencana. Kemudian, 20% APBN digunakan untuk pendidikan dalam hal meningkatkan akses, distribusi, dan kualitas SDM. Selain itu, memberikan perlindungan sosial dan meningkatkan kesejahteraan bagi 40% penduduk berpenghasilan terendah.

Di sisi lain, pembiayaan investasi 2019 dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, penguatan anggaran infrastruktur, penanggulangan kemiskinan, meningkatkan daya saing ekspor dan peran serta Indonesia di dunia internasional. “Dengan kata lain, APBN 2019 diharapkan lebih sehat, adil, mandiri, belanja negara semakin produktif, dan memperkuat belanja untuk bencana alam serta mempercepat pembangunan di daerah,” tutup Suahasil Nazara sebagai pembicara terakhir dalam Seminar Nasional IEO’19. (Des)

 

 

 

 

 

 

 

 

Foto Pemberian Apresiasi Terhadap Suatu Penelitian Kepada Mahasiswa Manajemen, Ilmu Ekonomi, dan Akuntansi