Mahasiswa dan Dosen MEKK FEB UI Memperoleh Best Paper dan Best Presenter TLRCC International Conference 2018

Mahasiswa dan Dosen MEKK FEB UI Memperoleh Best Paper dan Best Presenter TLRCC International Conference 2018

 

Nino Eka Putra ~ Humas FEB UI

DEPOK – Mahasiswa dan Dosen Magister Ekonomi Kependudukan dan Ketenagakerjaan (MEKK) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas memperoleh dua kategori penghargaan, Best Paper dan Best Presenter pada ajang Towards Livable, Resilient and Competitive Cities (TLRCC) International Conference 2018, di Research Management and Innovation Complex, University of Malaya, Kuala Lumpur, Malaysia, (2 – 3/10/2018).

Syarat dan langkah yang dilalui oleh peserta dalam mengikuti ajang ini, di antaranya men submit abstrak hasil penelitian ke website TLRCCIC sesuai format dan sebelum tenggat waktu yang ditetapkan, lalu direview oleh panitia penyelenggara, kemudian diberikan keputusan accepted atau tidak. Setelah accepted peserta diminta mensubmit full paper dan diassign jadwal untuk presentasi paper dalam konferensi. Selain itu, konferensi ini terbuka untuk peneliti, mahasiswa, pengajar & akademisi lainnya dan ikuti oleh beberapa negara, seperti Indonesia, Malaysia, dan Nigeria.

Di malam puncak penganugerahan pada 2 Oktober 2018, MEKK FEB UI berasal dari Indonesia berhasil memperoleh dua kategori. Untuk kategori pertama, yaitu ‘Best Paper’ dinilai dari konten & novelty dan berhasil diraih oleh dua pasangan Dona Dewi Putri dengan Dr. Dwini Handayani dan Ratu Khabiba dengan Qisha Quarina, Ph.D.

Sedangkan kategori kedua, yaitu ‘Best Presenter’ dinilai dari cara penyampaian ketika presentasi, seperti intonasi, kejelasan penyampaian, pemahaman dan berhasil diraih oleh dua pasangan Syta Kurnia Putri dengan Dr. Dwini Handayani dan Ratu Khabiba dengan Qisha Quarina, Ph.D.

Kategori Pertama, ‘Best Paper’ pertama yang diraih oleh Dona Dewi Putri – Dr. Dwini Handayani membahas paper dengan mengangkat judul Working Women, Parity, and Modern Contraception. Isinya mengenai bagaimana pemilihan metode kontrasepsi modern pada perempuan yang menjalankan peran maternal dan peran non maternal secara bersamaan berdasarkan paritas dengan didukung data yang berasal dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017 yang dikeluarkan oleh BPS.

“Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa perempuan yang menjalankan peran maternal dan non maternalnya sekaligus (dalam penelitian ini disebut perempuan berperan ganda) cenderung menggunakan metode kontrasepsi modern untuk membatasi jumlah kelahiran,” ucap Dona salah satu perwakilan pasangan Best Paper saat diwawancara.

Selanjutnya, ‘Best Paper’ kedua yang diraih oleh Ratu Khabiba – Qisha Quarina, Ph.D., membahas paper dengan mengambil judul Do ‘Smarter’ Couples being Less Traditional? The Relationship Between Assortative Education and Weekly Working Hours Arrangement among Married Couples in Indonesia.

Isi papernya membahas apakah bagi pasangan yang keduanya bekerja, tipe pasangan tersebut berdasarkan assortative pendidikannya akan memengaruhi assortative pembagian jam kerja sehingga dapat dilihat apakah norma tradisional dalam pembagian kerja di rumah tangga masih berlaku bagi pasangan di Indonesia dengan didukung data yang berasal dari Susenas 2016.

“Hasilnya secara umum menunjukkan bahwa pola pembagian kerja tradisional dalam rumah tangga, dimana suami bekerja lebih lama dibandingkan istri, masih berlaku bagi pasangan yang sama-sama berpendidikan rendah & suami lebih berpendidikan dibandingkan istri, sedangkan pasangan yang sama-sama berpendidikan tinggi & pasangan yang istrinya lebih berpendidikan daripada suami sudah cenderung less/non traditional, dimana istri cenderung bekerja lebih lama dibandingkan suami,” kata Qisha salah satu perwakilan pasangan Best Paper saat diwawancarai.

Kategori Kedua, ‘Best Presenter’ pertama yang diraih oleh Syta Kurnia Putri – Dr. Dwini Handayani membahas paper dengan judul Do smarter spouse make you healthier?. Isinya membahas mengenai bagaimana pendidikan pasangan memengaruhi status kesehatan suami maupun istri dalam rumah tangga dan didukung oleh data Susenas 2017 dari BPS.

“Hasilnya semakin tinggi pendidikan pasangan maka kecenderungan suami maupun istri untuk sehat akan semakin besar. Selain itu, menunjukkan bahwa ketika istri berpendidikan tinggi maka peranannya dalam menjaga kesehatan dirinya maupun pasangannya semakin besar. Hal ini terkait dengan kesetaraan gender dalam rumah tangga,” ungkap Syta salah satu perwakilan pasangan Best Presenter.

Selanjutnya, ‘Best Presenter’ kedua yang diraih oleh Ratu Khabiba – Qisha Quarina, Ph.D., yang membahas judul paper sama hal nya dengan Best Paper yang diraih oleh kedua pasangan ini. Hal ini dikarenakan dari segi paper terbaik dan penyampain presentasinya menjadi nilai tambah oleh tim dewan juri.

Tentu, prestasi yang diraih oleh ketiga mahasiswa MEKK FEB UI, di antaranya Dona, Syta, dan Ratu tidak luput dari peranan dosen pembimbing. Salah satu dosen pembimbing, Dr. Dwini Handayani yang membimbing terkait papernya Dona dan Syta. Ia mengatakan bahwa Syta pada saat mengerjakan tesis sangat teratur dan tesisnya ini merupakan pengembangan papernya yang dipresentasikan di APBEC. Sedangkan Dona juga rapih dalam penulisan paper dan selalu memenuhi target yang ditetapkannya sendiri.

Tantangan mereka berdua yang sama-sama bekerja di BPS harus menyajikan data dan memberikan analisis yang jujur dan menggambarkan keadaan sebenarnya serta bagaimana menganalisis menggunakan teori yang tepat namun dapat menjelaskan dengan sederhana. “Mereka berdua layak untuk mendapatkan award. Papernya memiliki topik yang menarik dan sesuai permasalaham yang sedang Indonesia hadapi,” tutup Dwini. (Des)