Dua Mahasiswa PPIA FEB UI Juarai Best Paper The 8th International Borneo Business Conference 2018

Dua Mahasiswa PPIA FEB UI Juarai Best Paper The 8th International Borneo Business Conference 2018

 

Nino Eka Putra ~ Humas FEB UI

DEPOK – Mahasiswa Program Pascasarjana Ilmu Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia mendapatkan dua penghargaan Best Paper on Business dan Best Paper on Finance dalam ajang The 8th International Borneo Business Conference yang diselenggarakan di Hilton, Kuching Serawak, Malaysia, pada (4 – 5/10/2018).

Topik yang diangkat mengenai “Diginomics: Promise & Peril” yang artinya semua topik berkaitan dengan diginomics, yaitu bidang digital dan ekonomi. Sebagai pihak penyelenggara dalam Konferensi internasional ini ialah Unimas (FEB Universiti Malaysia Serawak) yang diikuti oleh beberapa negara, di antaranya Malaysia, Indonesia, Thailand, Brunei, Jepang, Iran, dan Nigeria.

Penghargaan pertama, Best Paper on Business diperoleh oleh Anda Dwiharyadi, Mahasiswa S-3 PPIA (2015). Berdasarkan paper yang dibimbing oleh tim promotor, terdiri dari Hilda Rossieta, Ph.D., Dr. Chaerul D. Djakman, S.E., Ak., MBA, dan Bambang Pamungkas, Ia mengambil topik pembahasan ‘Does Complexity Matter? Evidence from Public Procurement of Indonesian Local Government’.

Isi materinya membahas pentingnya memperhatikan kompleksitas pengadaan barang dan jasa, karena dapat digunakan sebagai salah satu pertimbangan dalam penyusunan regulasi pengadaan barang dan jasa. Data yang diperoleh berasal dari Kemendagri, BPK, dan LPSE.

“Saya bisa mendapatkan penghargaan kategori Best Paper on Business ini, karena paper yang dibahas sangatlah menarik menurut tim penilai terutama di bidang bisnis. Tentu, yang diperoleh dari penghargaan ini, di antaranya sertifikat dan mendapat ruang untuk publikasi di salah satu jurnal yang terafiliasi dengan conference tersebut,” ucap Anda Dwiharyadi.

Kemudian, penghargaan kedua, Best Paper on Finance diperoleh oleh Siti Khomsatun, Mahasiswa S-3 PPIA (2014). Berdasarkan paper yang dibimbing oleh tim promotor, terdiri dari Hilda Rossieta, Ph.D., Dr. Fitriany, S.E., M.Si., Ak., dan Dr. Mustafa Edwin Nasution, S.E., M.Sc., Ia mengambil topik pembahasan ‘The Impact of Sharia Supervisory Board (SSB) on Islamic Bank Soundness: Does Political System Matter’.

Isi materinya ialah Meneliti tentang dampak SSB terhadap tingkat kesehatan bank Islam antar negara serta apakah peran sistem politik suatu negara dapat mempengaruhi dampak tersebut. Data yang diperoleh berasal dari Laporan Keuangan Bank Islam dari website, Database Orbis (di Indonesia ada di Bank Indonesia), World Bank Database, dan Polity.

“Alhamdulillah, saya bisa mendapatkan penghargaan kategori Best Paper on Finance ini, karena paper yang dibahas sangatlah menarik menurut dewan juri terutama di bidang keuangan. Tentu, yang diperoleh dari penghargaan ini, di antaranya sertifikat dan mendapat ruang untuk publikasi di jurnal International, Journal of Economic and Management (IJEM), terindeks scopus. Selain itu, ajang ini juga sebagai sarana mempercepat publikasi scopus, memperluan jaringan dengan kampus luar negeri, dan mendapatkan ilmu dan pengalaman berharga,” kata Siti Khomsatun.

Tentu penghargaan yang diperoleh oleh Anda Dwiharyadi dan Siti Khomsatun tak lepas dari salah satu tim promotor, Hilda Rossieta, Ph.D. (Promotor) yang berperan serta dalam penulisan paper. Ia mengatakan bahwa awalnya mereka berdua tidak percaya diri untuk mengikuti ajang ini, karena kurangnya menguasai bahasa Inggris, baik tertulis maupun lisan. Akhirnya, saya berikan arahan terus-menerus. Alhasil berkat ketekunannya dalam menerima arahan berupa kritik dan masukan membuat mereka mengalami perkembangan pesat dan berani mengikuti ajang tersebut.

“Konferensi ini merupakan strategi untuk mendapatkan tempat dalam publikasi jurnal dengan lebih pasti, apalagi kalau mendapatkan best paper, biasanya diprioritaskan oleh panitia konferensinya,” tutur Hilda Rossieta.

Sementara itu, tantangan ke depannya bagi mereka berdua, yaitu secara konsisten dan tekun menindak lanjuti proses publikasi terutama dalam melayani keinginan reviewer journal. “Mereka juga dituntut untuk lebih cepat dan proaktif menindaklanjuti setiap masukan dari reviewer, sehingga mempercepat proses penyelesaian studi S-3 nya, karena publikasi sebagai prasyarat kelulusan sudah ditangan,” tutup Hilda Rossieta. (Des)

 

Â