Departemen Akuntansi dan KKI FEB UI Selenggarakan Kuliah Tamu Dengan Pembicara dari Investor Ternama di Dunia

Departemen Akuntansi dan KKI FEB UI Selenggarakan Kuliah Tamu Dengan Pembicara dari Investor Ternama di Dunia

 

Nino Eka Putra ~ Humas FEB UI

DEPOK – Departemen Ilmu Akuntansi dan Kelas Khusus Internasional Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia mengadakan kuliah tamu dengan pembicara Lo Kheng Hong (Warren Buffett Indonesia) selaku investor ternama di dunia dengan mengangkat topik pembahasan “Menjadi Kaya di Bursa Efek Indonesia”.

Bursa Efek Indonesia (BEI) memiliki saham-saham yang tercatat dengan kinerja yang tinggi. Hal ini didukung oleh sebuah studi dari Price Waterhouse Coopers yang dilakukan tahun 2016 ini menunjukkan bahwa kinerja saham-saham yang tercatat di BEI memiliki tingkat pertumbuhan tertinggi di antara bursa-bursa utama dunia selama 10 tahun terakhir. Selain itu, sejak tahun 2005 hingga 2016, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) meningkat sebesar 361%.

Pertumbuhan ini jauh melebihi pertumbuhan indeks saham pada bursa-bursa di ASEAN, maupun di dunia, seperti Tiongkok (SSE Composite Index & FTSE China A50), Amerika Serikat (Dow Jones Industrial Index dan S&P 500), Hongkong (Hang Seng Index), Thailand (FTSE SET all shares), Malaysia (KLCI), dan Singapura (FTSE Singapore) terbukti bahwa kinerja IHSG jauh lebih superior.

“Saham yang diperjualbelikan di Bursa Efek Indonesia (BEI) membuka kesempatan bagi para investor bermodal kecil untuk bisa memiliki perusahaan besar. Artinya, dengan memiliki saham berarti ikut memiliki juga perusahaan tersebut,” tutur Lo Kheng Hong di tengah-tengah pemaparan materi kuliahnya di Auditorium Soeria Atmadja, Gedung Dekanat, pada Jumat (14/9/2018).

Salah satu saham yang menghasilkan keuntungan luar biasa ialah IDX dengan menawarkan imbal hasil tertinggi di antara bursa utama dunia bagi investor jangka panjang. “Ini alasan saya memilih berinvestasi di pasar modal atau saham di BEI dibandingkan dengan menaruh saham di bank dan obligasi dengan alasan bunga yang diperoleh sangat kecil. Saya juga tidak berinvestasi ke emas maupun dollar karena nilai jualnya tidak produktif,” jelas Lo Kheng Hong.

Dalam membeli saham suatu perusahaan tidaklah sembarangan. Tentu, harus cerdas dan mempertimbangkan aspek-aspek, di antaranya, pertama teliti dalam mengenali saham apa yang kita mau beli. Kedua, pertimbangkan faktor manajemen perusahaan apakah menerapkan Good Corporate Governance (GCG). Ketiga, lihatlah segi pengelolaannya apakah jujur atau tidak. Keempat, lihatlah laporan keuangannya. Kelima, carilah saham yang bisa menghasilkan laba yang tinggi dilihat dari Return On Equity (ROE) yang tinggi. Dan keenam, mintalah pendapat orang yang ahli di bidangnya dan terpercaya.

Oleh karena itu, apabila Anda ingin menjadi orang kaya dan mempunyai banyak waktu luang mulailah menentukan cara pandang apakah Anda berani memulai untuk berinvestasi di saham/pasar modal dibandingkan harus bekerja pagi hingga larut malam. “Harta karun kekayaan terbesar yang ada di dunia adanya di pasar modal, bukan di bawah laut. Nilainya nyata dan transparan. Sangat disayangkan bila ada orang yang tidak mengenal pasar modal,” tutupnya. (Des)