FEB UI Sumbang Pemikiran Untuk Perbaikan Perekonomian Nasional

FEB UI Sumbang Pemikiran Untuk Perbaikan Perekonomian Nasional

 

Desti Fitriani – Sekretaris Pimpinan FEB UI

 

Jakarta (28/5/2018) – Presiden Jokowi mengundang para ahli ekonomi dari sejumlah universitas. FEB UI memberikan sumbangan pemikiran untuk perbaikan perekonomian nasional.

Pertemuan para ekonom lintas universitas ini dengan Presiden Jokowi berlangsung pada Senin (28/5/2018) kemarin. Dekan FEB UI Prof. Ari Kuncoro, Ph.D mengatakan ada 24 akademisi termasuk 7 orang alumni FEB UI, yaitu Dekan FEB UI Ari Kuncoro, Anton Hermanto Gunawan, Ninasapti Triaswati, B. Raksaka Mahi, Destry Damayanti, Berly Martawardaya, dan Padang Wicaksono. Kemudian ada juga ekonom dari UGM, Universitas Padjadjaran, Universitas Brawijaya dan lainnya. Menurut Ari Kuncoro pertemuan ini sudah beberapa kali, tapi memang tidak rutin setiap bulan.

“Intinya menyamakan persepsi pada situasi sekarang, terutama perkembangan nilai tukar yang kemarin sudah ke arah yang lebih baik. Kedua, mengenai masalah investasi dan ekspor,” kata Ari Kuncoro.

Para ekonom mengatakan kepada Jokowi Indonesia akan selalu mengalami gonjang-ganjing fluktuasi ekonomi kalau industri tidak kuat. Industri harus ada yang berorientasi ekspor dan jasa juga harus ada yang berorientasi ekspor misalnya sektor jasa pariwisata.

“Sehingga neraca pembayaran dan neraca berjalan kita tidak bergantung pada arus modal jangka pendek. Tapi untuk investasi permasalahnya masih banyak, mulai dari perizinan yang sangat banyak. Banyak yang kita coba diatasi, jadi itu masalah jangka panjang ya,” kata dia.

Ari Kuncoro mengatakan masalah untuk ekpor adalah negara tujuan juga mengalami fluktuasi, sehingga Indonesia harus mencari pasar baru. Ari menjelaskan untuk pariwisata itu sangat perlu dikembangkan karena ia mendatangkan devisa untuk mendukung neraca pembayara.

“Jadi kalau ada fluktuasi arus modal, fundamentalnya tetap ada. Seperti yang kita lihat di Malaysia. Perekenomian rendah, fluktuasi. Tapi arus modal keluar masuk, jadi industrinya tetap stabil,” paparnya.

Pasar baru yang dimaksud para ekonom ini adalah negara di Afrika dan Asia Tengah. Jepang, China dan Korea Selatan juga punya banyak kelas menengah yang bisa jadi target ekspor seperti furniture atau digaet sebagai wisatawan untuk berkunjung ke Indonesia. Lantas apa tanggapan Presiden Jokowi?

“Pada dasarnya fluktuasi itu lumrah, jadi tetap tenang saja. Situasi membaik dalam jangka panjang. Memang sulit, situasi tidak mudah tapi kita jalan terus. Pak Jokowi menekankan itu investasi,” kata Ari Kuncoro.

FEB UI sendiri juga memberikan saran khusus untuk pemerintah. Dekan FEB UI menekankan penguatan industri, pengembangan jasa dan kelas menengah.

“Saya bicara penguatan industri domestik, pengembangan jasa dalam negeri untuk ekspor dan kelas menengah untuk menopang pertumbuhan dalam negeri,” tukas Dekan Ari Kuncoro. (Des)