Toto Pranoto – Lembaga Management FEB UI, Lembaga Management FEB UI Pimpin Delegasi Business Network BUMN Indonesia ke Tiongkok, 11 Mei 2018

Lembaga Management FEB UI Pimpin Delegasi Business Network BUMN Indonesia ke Tiongkok

 

 

Toto Pranoto – Lembaga Management FEB UI

TIONGKOK (11/5/2018) — Lembaga Management FEB UI memimpin business trip program bersama 22 delegasi yang mewakili 11 BUMN, diantaranya PT Pupuk Sriwjiaya,  PT Pupuk Kaltim, PT Pelni, PT Bukit Asam, PT Timah, PT Aneka Tambang, PT ASKRINDO, PT Jasa Raharja, PT Kawasan Berikat Nusantara, dan PT Reasuransi Nasional Indonesia berkunjung ke Tiongkok pada 8-11 Mei 2018. Kunjungan delegasi yang dipimpin oleh Dr.  Toto Pranoto,  Managing Director Lembaga Managemement (LM)  FEB UI ini bertujuan untuk melakukan pembelajaran dan Business Network antara BUMN Indonesia dan BUMN di Tiongkok.

Kunjungan pertama dilakukan pada Lembaga pengelola BUMN di Tiongkok yaitu State Asset Supervision and Administration Commission (SASAC). Lembaga ini menjadi institusi yang serupa dengan Kementerian BUMN di Indonesia. Delegasi BUMN Indonesia diterima oleh Yin Yisheng sebagai Deputi Direktur bidang Restrukturisasi SASAC. Yisheng menjelaskan bagaimana awal mula SASAC ini dibentuk sejak 2003 untuk mengawasi pengelolaan BUMN menuju korporasi yang bersama saing global. Saat ini SASAC mengelola 97 BUMN dari total 105 BUMN pada periode sebelumnya. Proses merger dan pembentukan holding BUMN di Tiongkok sudah dilakukan sejak beberapa tahun terakhir dengan tujuan mengurangi rentang kendali dan fokus pada pengembangan BUMN.

Nilai pasar BUMN dibawah kelolaan SASAC meningkat tajam. Pada dua bulan pertama tahun 2018 ini SASAC telah membukukan keuntungan  24 milyar US$, serta  nilai penjualan mencapai 3,7 trilyun Yuan. Laba tumbuh sebesar 13,6% meskipun makro ekonomi Tiongkok tumbuh lebih lambat.  Sebagian besar BUMN dibawah SASAC sudah menjadi perusahaan terbuka dan terdaftar  di pasar bursa saham Beijing dan Shanghai.

Salah satu kunci sukses SASAC dalam pengelolaan BUMN adalah melaksanakan program restrukturisasi secara radikal sejak tahun  2008, yang diantaranya melalui kebijakan meritokrasi yang ketat. Pemilihan Direksi BUMN dilakukan melalui saringan asesmen yang selektif . Meskipun peran professional sangat diandalkan dalam pengelolaan BUMN , namun peran negara tetap hadir dengan representasi dari partai (PKC) di dalam struktur organisasi BUMN.

Disamping itu diterapkan model pengelolaan BUMN yang menekankan pemantauan  pada aspek kualitas dan keberlanjutan usaha. SASAC membuat prosedur operasi baku yang harus diikuti oleh semua BUMN, terutama terkait kepatuhan terhadap regulasi yang sudah dikeluarkan. Terdapat sekitar 30 regulasi yang secara efektif diterapkan oleh BUMN . Salah satu peran  utama SASAC adalah menjaga supaya tidak terjadi penghilangan aset negara , disamping meningkatkan vitalitas BUMN dan sekaligus menjaga peran BUMN pada aspek sosial.

Sejak Kongres PKC ke-18 pada 2013 aturan pengelolaan BUMN memberikan kewenangan lebih besar pada Direksu BUMN untuk untuk melaksanakan aksi-aksi korporasi. Sejak Maret 2018, reformasi kelembagaan BUMN diserahkan ke masing-masing BUMN agar lebih fleksibel menghadapi dinamika bisnis. Tahun 2018 ekonomi Tiongkok sudah memasuki 40 Tahun reformasi dan saat ini sudah mengikuti pasar bebas. BUMN di Tiongkok saat ini dimungkinkan untuk bekerjasama membuat joint venture dengan perusahaan swasta.

Delegasi BUMN Indonesia juga mengunjungi China Chengtong Holding (perusahaan investasi) dan China Railways Corporation sebagai bagian dari BUMN dibawah supervisi SASAC. China Chengtong Holding adalah perusahaan pengelola aset seperti halnya PT PPA di Indonesia, namun juga memiliki lini bisnis tradisional yg sudah dijalankan sejak lama di bidang logistik terintegrasi yang terbesar di Tiongkok, perdagangan serta pabrik kertas. Zhu Bikin, CEO China Chengtong Holding menjelaskan bahwa Chengtong mendapat mandat dari SASAC untuk melakukan restrukturisasi atas BUMN yang kurang sehat. Apabila proses restrukturisasi sudah selesai maka BUMN tadi dikembalikan mandatnya ke SASAC.  Total Aset perusahaan ini sekarang mencapai 80 Trillin yuan dengan total SDM mencapai 80 ribu pegawai. Chengtong menawarkan beberapa proyek kerjasama dengan Indonesia terutama di bidang pengelolaan logistik.

Delegasi BUMN Indonesia bersama Delegasi dari China Chengtong Holding

 

Sementara itu dari hasil kunjungan delegasi ke China Railway Group Limited (CREC) didapatkan bagaimana perusahaan yang kini telah berumur 103 tahun ini melakukan pengembangan perusahaan. Lini bisnis utama perusahaan ini adalah di bidang pengembangan infrastruktur kereta api, namun kemudian berkembang ke beberapa bidang lain seperti properti,  keuangan, pertambangan serta konstruksi jalan tol.  Menurut Li Jianping, Vice President CREC, pada 2017 CREC masuk dalam rangking ke 57 di Fortune 500, memiliki proyek di 83 negara dengan anak perusahaan mencapai 55 korporasi dan jumlah SDM mencapai 300 ribu pegawai. Di ASEAN perusahaan inu memiliki proyek di Malaysia, Laos serta terlibat dalam joint venture pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung. Teknologi yang dikuasai CREC sangat maju,  termasuk membangun kereta supercepat dengan teknologi Magleve, membangun Jembatan kereta yang membelah sungai Yangtze, serta pembangunan konstruksi yang rumit di kereta Metro dan jalur kereta dari Tiongkok sampai dengan perbatasan dengan Rusia. Perusahaan ini sudah memiliki kontak dengan INKA dan PTBA dalam kerjasama bisnis di Indonesia. Di masa depan diharapkan kerjasama yang lebih intensif dengan prinsip mutual benefit.

Kontak bisnis dan kemungkinan kerjasama juga didapatkan Delegasi BUMN INDONESIA dari hasil kunjungan ini. Pada dasarnya BUMN China terbuka bekerjasama atas prinsip mutual benefit. Diharapkan peran aktif BUMN Indonesia untuk menangkap peluang kerjasama ini,  apalagi Tiongkok sedang memusatkan perhatian pada prakarsa Belt &Road Initiatives yang memungkinkan kerjasama di berbagai bidang. (Des)

Delegasi BUMN Indonesia dengan SASAC Vice Director

 

Delegasi BUMN Indonesia bersama Direksi China Railways Corporation, perusahaan yang ikut dalam proyek kereta cepat Jakarta-Bandung