Penggunaan Teknologi Informasi Pada Pelaku Usaha Mikro

Bekerja sama dengan UKM Center FEB UI, Balai Penyedia dan Pengelola Pembiayaan Telekomunikasi dan Informatika (BP3TI) melakukan penelitian untuk menganalisis penggunaan teknologi informasi pada pelaku usaha mikro (ultra mikro) menggunakan Technology Acceptance Model (TAM). Dalam metodologi, penelitian ini menggunakan kajian literature mendalam, melakukan meta-analisis dan juga studi lapangan kepada 500 pelaku usaha ultra mikro di daerah non 3T dan 200 pelaku usaha ultra mikro di daerah 3T yang kemudian dianalisis menggunakan Structural Equation Model (SEM) dan content analysis untuk menyoroti isu-isu yang terkait dengan penerapan Teknologi Informasi (TI) di UKM berdasarkan pada masalah dan pandangan solusi dengan menggunakan Technology Acceptance Model (TAM). Studi ini menemukan bahwa beberapa variable yang memperngaruhi technology acceptance model.

Dalam penelitian ini, ditemukan rendahnya adopsi teknologi informasi pada para pelaku usaha ultra mikro. Selain itu, ditemukan pula bahwa masih rendahnya kesadaran akan manfaat dari aplikasi IT UKM. Oleh karena itu, diperlukan beberapa program utnuk meningkatkan kesadaran akan manfaat IT.

UKM juga menghadapi tantangan dalam sistem internal seperti kurangnya pengalaman dan pelatihan yang memadai, bahasa IT dan masalah teknologi serta adanya sistem IT yang canggih dalam UKM. Hal ini terlihat dari intensi  pengguna pada sistem IT yang kompleks masih sangat rendah sedangkan penggunaan media sosial sebenarnya cukup massif. Oleh karena itu, UKM harus mengalokasikan sumber daya pendukung terkait penggunaan. IT. Pengukuran pre-pemberian pelatihan dengan post-pemberian pelatihan akan menjadi temuan menarik bagi pengambil keputusan nantinya. Selain itu, membuat IT berbasis adaptasi budaya local juga merupakan sebuah solusi yang dapat diterapkan.

Rendahnya komitmen terhadap implementasi IT serta kesiapan manajer dan staf yang rendah menjadi tantangan besar bagi UKM untuk mengakses IT. Hal ini mendorong UKM agar memiliki komitmen terhadap implementasi IT sebagai solusi. Biaya implementasi IT yang masih mahal harus dapat diselesaikan melalui intensif pemerintah dan juga bantuan operator. Hal ini juga dilakukan sebagai tambahan dana untuk menyediakan layanan IT bagi UKM.

Hasil ini diharapkan dapat menjadi suatu rekomendasi kepada pemerintah dan lembaga terkait untuk mendukung peningkatan penggunaan IT pada para pelaku UKM. Dengan demikian, kesempatan para pelaku UKM untuk naik kelas menjadi semakin tinggi.