Uji Publik Pemilihan Dekan FEB UI 2017 – 2021

DEPOK – Uji publik merupakan salah satu rangkaian seleksi dalam pemilihan Dekan di setiap Fakultas yang berada di Universitas Indonesia untuk menetapkan satu kandidat Dekan terbaik yang nantinya akan memimpin dan membawa dampak perubahan secara signifikan ke arah lebih maju dan lebih baik lagi.

Salah satunya, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) yang juga melakukan uji publik pemilihan Dekan secara terbuka untuk seluruh warga yang berada di lingkungan FEB UI, di Auditorium Soeria Atmadja, pada Jumat (27/10/2017).

Nama-nama kandidat bakal calon Dekan FEB UI 2017 – 2021, di antaranya Prof. Ari Kuncoro, S.E., M.A., Ph.D., Fithra Faisal Hastiadi, Ph.D., Dr.rer.pol. Rangga Handika, S.E., M.Com. Uji publik ini, dipandu oleh pembawa acara Rintis Dosie Swastika selaku Kepala Bagian Humas, dan

dimoderatori oleh Markus R.A Prasetyo, dan dibuka oleh sambutan Prof. Emil Salim, Ph.D., selaku Ketua Panitia Seleksi Calon Dekan FEB UI.

“Maksud dari diskusi ini ialah untuk menguji kemampuan, pemahaman dari cara, pola pemikiran pimpinan FEB UI di masa mendatang. Tujuannya, untuk mengetahui respons dari Saudara sekalian dan minggu depan, panitia akan sidang untuk mencari keputusan sebaik-baiknya. Karena itu, kami mohon pada kesempatan kali ini, gunakan untuk bertanya sebanyak mungkin untuk memperoleh pemimpin kita yang terbaik, “ucap Prof. Emil Salim, Ph.D., dalam sambutan pembuka uji publik.

Sebagai panelis dari perwakilan dalam pemberi pertanyaan kepada calon Dekan, di antaranya Marsikin selaku unsur tenaga kepegawaian/karyawan, Febrio Nathan Kacaribu, Ph.D., selaku unsur tenaga pendidik dari Departemen Ilmu Ekonomi, Hendro Prabowo, S.E., M.B.A., selaku tenaga pendidik dari Departemen Manajemen, Dr. Soemarso Slamet Rahardjo selaku unsur tenaga pendidik dari Departemen Akuntansi, Destry Damayanti, M.Sc., selaku unsur Iluni, dan Ivan Devara selaku unsur mahasiswa.

Selanjutnya, Markus R.A. Prasetyo selaku moderator yang memimpin jalannya diskusi uji publik ini, mengatakan calon Dekan yang mengikuti diskusi, yakni Prof. Ari Kuncoro, dan Fithra Faisal Hastiadi, dan untuk satu calon Dekan Rangga Handika tidak bisa hadir dalam uji publik ini, karena masih berada di Jepang. Uji publik ini diadakan dalam rangka agar seluruh warga di FEB UI lebih mengetahui visi, misi dan strategi dari calon Dekan.

Dalam pemaparan Prof. Ari Kuncoro S.E., M.A., Ph.D., kita mempunyai lembaga, staf pengajar, dan mahasiswa yang cukup baik. Pada waktu itu, kita mendaftarkan diri ke pihak assesment untuk mencari partner organisasi guna memperbaiki proses belajar-mengajar, riset, dan pengabdian masyarakat. Tujuannya, karena kita tidak bisa memulai dari nol kembali, dan kita tidak bisa juga memulainya tanpa adanya disiplin. Dan setalah berjalan tiga tahun, kita menggunakan indikator. Alhamdulillah terjadi perbaikan pada ranking kita.

Pada tahun 2015, kita setara dengan Ammasaleh untuk Asia Timur dan untuk riset, kita bisa mempertahankan posisi di Indonesia. Tetapi yang mengejutkan lagi ialah  FEB UI berhasil masuk di radar dunia yang sekian lama menghilang. Tentu, kita berterima kasih staf pengajar, dan mahasiswa, terutama ujung tombaknya Jurusan Akuntansi yang berhasil masuk diperingkat ke-161. Kemudian Manajemen, dan Ilmu Ekonomi yang masuk peringkat ke-362. Selanjutnya, kita mempunyai momentum ke tahap yang lebih tinggi, yaitu the next level of excellenge untuk mengkuti perubahan dunia dengan adaptasi, dan inovasi. Bahwa kita ingat, FEB UI punya legesi tidak pernah absen dari perjuangan bangsa.

Jadi, untuk 2017 – 2021, saya menggunakan 6 penekanan, yaitu memberikan pengajaran dan pembelajaran yang berkualitas tinggi, riset keuangan yang mudah dan berjalan, menguatkan daya afirmasi, pembinaan staf pengajar, dan menjalin kerja sama dengan mitra kerja sama. Dengan kesimpulan, bahwa kita sudah memiliki momentum untuk bisa dengan program-program yang saya berikan tadi, seperti perubahan lingkungan, generasi millenial, dan ikut serta dalam permasalahan bangsa. Itu yang menjadikan FEB UI menjadi Fakultas yang istimewa. Marilah kita bersama mencapai the next level of excellence di masa 4 tahun mendatang.

Dalam pemaparan Fithra Faisal Hastiadi, Ph.D., di dunia kampus ada tiga unsur pembangun suatu kampus, yaitu mahasiswa, dosen, dan tenaga pendidik. Kuncinya berada di mahasiswa, karena di era sekarang kita memasuki post millenial yang berpikir bahwa setelah lulus nanti, tidak memikirkan menjadi PNS, maupun pegawai bank. Kita mengambil alternatif perkembangan bukan menjadi pegawai, tetapi menjadi seorang CEO atau pemimpin untuk menjadi pembangun step up yang berusaha menggabungkan pendidikan akademik, dan psikologi mahasiswa.

Mahasiswa FEB UI tidak dipungkiri lagi dalam keunggulannya di Indonesia, tetapi ketika mereka berkumpul bahwa menganggap dirinya bodoh. Banyak mahasiswa yang baru masuk kampus, mereka secara mental masih lemah dan berpikir tidak pintar. Itulah yang menjadi salah satu program saya untuk menjadikan mahasiswa yang relevan.

Selain itu, kita mempertahankan dan mengokokohkan serta membentangkan pengabdian untuk bangsa dan negara ini. Terbukti, bahwa wartawan CNN memberitahukan kepada saya, bahwa dosen FEB UI menjadi dosen yang berkualitas di Indonesia. Namun, tak sampai di situ perjuangan kita, masih ada masa depan yang relevan untuk dosen, kampus, dan universitas. Untuk itu, saya menawarkan ide digital energik untuk perkembangan dosen ke depan. Dengan kesimpulan, FEB UI harus menjadi kiblat dan tiga unsur pembangun kampus tadi harus bisa memberikan insentif. Selain itu, kita harus memberdayakan aktivitas pengabdian masyarakat yang membuat FEB UI sebagai relevan.

Dengan begitu, uji publik ini diharapkan agar bisa menjadi wadah untuk memperkenalkan visi, misi, dan strategi yang akan dicanangkan bila terpilih menjadi Dekan dan sebagai pertimbangan panitia seleksi Dekan untuk menetapkan satu kandidat Dekan yang bisa membawa perubahan dan memajukan FEB UI di kancah nasional maupun Internasional.

Humas FEB UI,

2017