SILVIA ADINDA, PERWAKILAN INDONESIA PADA YOUTH FORUM UNITED NATION OFFICE DRUGS AND CRIME DI WINA, AUSTRIA

United Nation Office Drugs and Crime (UNODC) adalah salah satu bagian dari PBB, yang merupakanpemimpin global dalam memerangi narkoba dan kejahatan internasional. Didirikan pada tahun 1997melalui merger antara United Nations Drug Control Programme dan The Centre for International Crime Prevention, UNODC beroperasi di seluruh wilayah dunia melalui jaringan luas kantor perwakilan.UNODC bergantung pada sumbangan sukarela, terutama dari pemerintah, untuk 90 persen darianggarannya.

Dalam menjalankan programnya, UNODC mengundang pemuda pemudi dari seluruh dunia untuk menghadiri Youth Forum, yang diadakan di Wina, Austria, pada 8 – 11 Maret 2015. Indonesia turut mengirim perwakilan dalam Youth Forum tersebut, yaitu Silvia Adinda (Silvia), yang merupakan mahasiswi Semester 2 di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia. Silvia mengatakan terpilihnya ia sebagai perwakilan dari Indonesia merupakan hasil seleksi yang dilakukan oleh Badan Narkotika Nasional (BNN).

Remaja kelahiran 28 Agustus 1996 ini mengatakan ia tertarik untuk mengikuti seleksi yang diadakan oleh BNN karena ia ingin mengetahui lebih lanjut mengenai Narkoba. Silvia telah mengetahui tentang Narkoba sejak ia bersekolah, dan mulai tertarik untuk mengetahui lebih lanjut ketika SMA, setelah ia mendapatkan penyuluhan dari Rumah Cemara, yang merupakan kumpulan orang-orang yang memerangi Narkoba.

Selama mengikuti forum, para peserta yang merupakan perwakilan dari berbagai Negara tersebut mempresentasikan tentang bagaimana Narkoba dan bagaimana upaya pencegahan yang telah dilakukan di Negara masing-masing. Sebagai perwakilan dari Indonesia, Silvia mempresentasikan mengenai ‘Saka Dharma Bayangkara’, yangmana merupakan bagian dari drugs preventive yang dilakukan Indonesia dalam konteks pemuda dan anak-anak.

Menurut Silvia, faktor yang paling mempengaruhi dalam penggunaan narkoba ini adalah lingkungan, dan kebanyakan pengguna Narkoba adalah orang-orang yang mempunyai masalah di hidupnya, dan mencari ketenangan sementara lewat narkoba. Mereka cenderung tidak memikirkan dampak yang akan terjadi pada tiga sampai 5 tahun berikutnya, yang mereka pikirkan hanyalah mereka dapat menenangkan diri mereka untuk sementara waktu.

Putri dari pasangan Nampati Tarigan dan Magdalena ini mengatakan sebagai upaya dari drugs preventive, ia akan menciptakan lingkungan atau komunitas yang bebas dari narkoba, dan mempunyai pendidikan akan bahayanya narkoba. Langkah nyata yang akan dilakukan adalah dengan membuatpeer group discussion, yangmana grup tersebut akan mendapatkan penyuluhan dan pendidikan terlebih dahulu dari BNN tentang bagaimana caranya menjadi peer group yang baik, baru kemudian melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah terdekat.