Seminar Nasional “Peningkatan Kualitas Kebijakan Ekonomi “ dan “Peluncuran Forum ekonom Indonesia (FEI)”

(10/2/16) Pembentukan Forum Ekonom Indonesia (FEI) berawal dari pemikiran para Ekonom, trutama yang tergabung dalam Asosiasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Indonesia (AFEBI) untuk membuat suatu wadah bagi para Ekonom Indonesia guna memfasilitasi pengembangan kemajuan ilmu ekonomi dan peningkatan kualitas kebijakam ekonomi berbasis riset. Selain itu diperlukan suatu wadah bagi para  Ekonom untuk mendorong kegiatan ilmiah dalam bidang ilmu ekonomi melalui konferensi akademik dan riset, serta mendorong penerbitan publikasi jurnal ekonomi (seperti American Economic Association ).

Penguatan peran para Ekonom untuk mendorong kebijakan yang berbasis riset (research-based policy) pada akhirnya bertujuan meningkatkan daya saing bangsa, serta mendorong kerja sama dan sinergi antara akademisi dan praktisi dalam mewujudkan tujuan pembangunan nasional.

Forum Ekonom Indonesia (FEI) merupakan wadah bagi para Penggiat Ekonomi yang lebih menekankan pada semangat akademis dan berbasis kampus, serta fokus ke bidang keilmuan. Karena itu yang terkait dengan FEI kata kuncinya  adalah “Akademik, Riset dan Berbasis Kampus” sehingga acara peluncurannya juga diselenggarakan di Kampus UI Salemba. FEI juga menjadi perwujudan repon para Ekonom dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat di era globalisasi ekonomi, yang ditandai dengan pelaksanaan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) dan juga antisipasi pelaksana kerjasama Trans Pacific Partnership (TPP)

AFEBI sebagai Insiator dan Bidan yang melahirkan FEI, telah memiliki peran signifikan untuk kemajuan ekonomi di tanah air, AFEBI yang beranggotakan para Dekan FEB dari PTN se Indonesia ini, berperan strategis sebagai jembatan penghubung antara pemerintah dengan masyarakat dalam sosialisasi kebijakan, serta mendorong komunikasi yang lebih baik dengan msyarakat di daerah, dari tingkat propinsi hingga tingkat kabupaten/kota, agar  kebijakan yang ditetapkan lebih tepat sasaran . AFEBI juga terus mendorong peningkatan daya saing perguruan tinggi. Perguruan Tinggi juga harus mampu untuk menjawab masalah-masalah yang dihadapi bangsa, trutama masalah-masalah di bidang ekonomi yang dihadapi Indonesia seperti ekonomi biaya tinggi, kesenjangan, pendapatan, melambatnya sektor manufaktur, lambatnya pembangunan infrastruktur, kemiskinan, governance, stabilitas sektor keuangan, serapan anggaran di tingkat pusat dan daerah, dan menurunnya kualitas lingkungan yang berdampak pada kegiatan ekonomi.

FEI terbentuk dengan Visi untuk menjadi forum bagi para Ekonom dalam pengembangan ilmu ekonomi dan peningkatan dan peningkatan kualitas kebijakan ekonomi berbasis riset untuk meningkatkan kesejahteraan bangsa Indonesia. FEI memiliki misi untuk mendorong penguatan peran Ekonom sebagai agent of development dalam rangka:

  1. Memfasilitasi pengembangan kemajuan ilmu ekonomi
  2. Mengembangkan kegiatan ilmiah di bidang ekonomi melalui konferensi akademis, riset dan publikasi akademis/jurnal.
  3. Mendukung peningkatan kualitas kebijakan ekonomi berbasis riset dan pengetahuan.

Untuk mewujudkan Visi dan Misi dari Forum Ekonom Indonesia, maka telah ditetapkan program kegiatan utama yang akan dilakukan FEI:

  1. Program terkait dengan pengembangan kemajuan ilmu ekonomi:
  2. Mengembangkan pusatpengkajian dan pengembangan ilmu ekonomi
  3. Mengembangkan program studi dan kurikulum ilmu ekonomi
  4. Program terkait dengan pengembangan kegiatan ilmiah bidang ekonomi
  5. Penyelenggaraan konferensi akademis secara priodik bertaraf nasional dan internasional,
  6. Pelaksanaan riset yang mendukung perumusan kebijakan ekonomi nasional
  7. Mendorong penerbitan publikasi/jurnal yang menjadi referensi perumusan kebijakanekonomi nasional:
  8. Program terkait dengan peningkatan kualitas kebijakan ekonomi berbasis riset (research based policy) dan pengetahuan (knowledge/evidence-based policy):
  9. Mengembangkan pusat kajian dan analisis kebijakan di bidang ekonomi
  10. Mengembangkan forum koordinasi antara akademisi dan pemerintah.

Dengan dukungan dari Kementrian Keuangan, AFEBI meluncurkan pembentukan Forum Ekonomi Indonesia (FEI), yang diresmikan peluncurannya bersamaan dengan acara Seminar Nasional “Peningkatan Kualitas Kebijakan Bidang Ekonomi”. Pelaksanaan acara ini juga berbarengan dengan penyelenggaraan acara Kick-Off “Regional Economist” atau Forum ekonom Kementrian Keuangan (FEKK) di Kemenkeu, yang juga menjadi pendorong terbentuknya Forum Ekonom Indonesia (FEI) ini.

Pada tahun pertama ini, FEI telah menetapkan akan menyelenggarakan Konferensi Ilmiah yang pertama yaitu Conference on Indonesian Economy and Economic Modelling dengan tema “Managing the Buildng up Pressure to Indonesia’s Economy” yang akan diselenggarakan oleh Forum Ekonomi Indonesia (FEI) bekerjasama dengan AFEBI dan Kementrian Keuangan pada tanggal 19-21 Oktober 2016 di Jakarta.

Strategi Perumusan Kebijakan Fiskal : Peningkatan Peran serta Forum Ekonom Indonesia menju Kebijakan Fiskal yang Lebih Kredibel (Prof. Dr. Suahasil Nazara).

Berbagi resiko petumbuhan ekonomi Indonesia ke depan, baik eksternal maupun internal masih perlu dihadapi oleh bangsa kita. Perekonomian Indonesia telah mengalami fluktuasi dalam beberapa dekade ini, dengan berbagai tantangan seperti volatilitas harga komoditas, moderasi ekonomi Tiongkok, rebalancing ekonomi negara maju, volatilitas pasar keuangan dan faktor-faktor geopolitik lainya. Tantangan ini disikapi Pemerintah dengan membuat perspektif baru dalam penyusunan APBN, penguatan secara inklusif danpembangunan infrastruktur.

Selain itu faktor domestik yang berpotensi perlambat pertumbuhan ekonomi juga harus diantisipasi, seperti produktivitas yang relatif rendah, kapasitas produksi yang terbatas, kesenjangan infrastruktur, kesenjangan keterampilan, kesenjangan inovasi dan kemajuan teknologi, sektor keuangan yang masih rentan, serta peningkatan kesenjangan akibat ketidakseimbangan pertumbuhan ekonomi.

Untuk mengatasi berbagai permasalah dan tantangan tersebut, perlu dilakukan peningkatan kualitas kebijakan, dengan mendorong perumusan kebijakan yang berbasis riset dan knowledge. Dalam perumusan Kebijakan Fiskal, Kementrian Keuangan berusaha meningkatan peran serta stakeholders dalam pengambilan kebijakan dalam rangka menciptakan kebijakan yang lebih kredibel. Knowledge berperan penting dalam proses pembuatan kebijakan publik. Sumber-sumber knowledge dapat diperoleh dari institusi Kementrian Keuangan sendiri dan sumber knowledge yang sudah ada, seperti dari riset-riset  perguruan tinggi yang bersifat akademis dan analisis para pelaku pasar dan ekonom.

Riset menjadi materi penting dalam pertimbangan pengambilan keputusan dalam skema knowledge-based policy making. Kementrian Keuangan sebagai pengambil kebijakan di bidang fiskal, meningkatkan kualitas kebijakan melalui peningkatan partisipasi semua stakeholders dengan tujuan untuk menciptakan kebijakan publik yang responsif dan kredibel sesuai dengan skema evidence-based policy.

Strategi dan arah Kebijakan Fiskal saat ini dan ke depan adalah menciptakan anggaran yang lebih sehat untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang membutuhkan keterlibatan dari para Ekonom dan Akademisi. Strategi jangka panjang utamanya adalah melakukan reformasi anggaran (budget reform) yang mencakup optimalisasi pendapatan negara, kualitas belanja, serta kesinambungan sumber pembiayaan. Sedangkan strategi jangka pendek adalah dengan melakukan stimulus fiskal melalui penyerapan anggaran, insentif pajak, serta stimulus untuk daya beli masyarakat (misalkan melalui PTKP).

Tantangan di Sektor Keuangan (Destri Damayanti)

Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan di sektor keungan. Pertama, pembangunan infrastruktur lima tahun ke depan membutuhkan pembiayaan yang sangat besar bahkan bila dibandingkan dengan realisasi akumulasi selama sepuluh tahun terakhir. Kedua , ketergantungan korporasi terhadap pembiayaan perbankan masih sangat tinggi, sementara akses ke pasar modal masih sangat terbatas. Ketiga , daya saing perbankan Indonesia masih relatif tertinggal dibandingkan negara ASEAN lainnya. Keempat , pasar modal Indonesia relatif volatile dibandingkan negara lain. Kelima, kualitas kredit perbankan memburuk meskipun masih di rentang yang dapat dikelola (manageable).

Dalam menghadapi tantangan tersebut berbagai paket kebijakan telah diluncurkan oleh Bank Indonesia maupun OJK. Beberapa kebijakan tersebut antara lain:

  1. Reformulasi perhitungan ATMR dalam perhitungan Resiko Kredit
  2. Relaksasi perhitungan dan penilaian kualitas kredit untuk kredit kecil
  3. Relaksasi capital participation.

IMG_9830IMG_9838 IMG_9664IMG_9817 IMG_9809