Peluncuran Indonesia Strategic Management Society (ISMS)” dan Seminar Nasional “Winning the AEC War : Competing or Collaborating?

 

Asosiasi profesi ISMS ditujukan guna membangun jejaring masyarakat manajemen stratejik Indonesia, didirikan di Jakarta pada Mei 2011. Melalui pengembangan dan pemasyarakatan keilmuan manajemen stratejik di Indonesia , kontribusi ISMS ditujukan kepada institusi – institusi pemerintahan dan non-pemerintahan. Organisasi ISMS didukung oleh jajaran Senior Research Fellows bergelar Doktor (S3) dan Research Fellows bergelar Magister (S2), kekhususan Manajemen Stratejik.

Pembentukan ISMS dimaksudkan sebagai suatu forum bagi para cendekiawan (scholars) strategi guna memfasilitasi pengembangan kemajuan disiplin keilmuan manajemen stratejik dan peningkatan kualitas kebijakan stratejik berbasis riset. Selain itu, dapat menjadi wadah bagi para pakar danpraktisi strategi melalui kajian-kajian manajemen stratejik, policy brief, publikasi ilmiah, seminar/lokakarya, audit dan sertifikasi manajemen stratejik, serta penganugerahan Strategic Management Awards.

Dalam melakukan kegiatannya ISMS merekomendasikan perencanaan/kebijakan stratejik yang inovatif dan terarah bagi pembentukan keunggulan daya saing berkesinambungan bagi bangsa dan negara. ISMS mengevaluasi dan mengapresiasi peluang pembentukan dan / atau penguatan sumber-sumber daya saing, termasuk penguatan aset-aset nirwujud:modal insani, modal sosial, modal organisasi, dan modal jejaring . ISMS menstimulasi dan mengakomodasi berbagai terobosan dan gagasan baru mampu memecahkan kelebaman dalam upaya melepaskan diri dari jebakan kemapanan. Hasil yang diharapkan antara lain adalah strategi yang antisipatif dan proaktif terhadap dinamika persaingan di berbagai tingkatan usaha.

Anggota ISMS adalah para profesional dan berdedikasi di bidang keilmuan manajemen stratejik, baik dari kalangan akademisi (dosen dan mahasiswa, praktisi bisnis serta konsultan. ISMS di prakarsai oleh mahasiswa dan alumni Doktor manajemen stratejik UI, seperti Mooryati Soedibyo (Founder Mustika Ratu), Dwi Soetjipto (Direktur Utama Pertamina), Handry Santiago (Presiden Direktur GE Indonesia), Ardan Ardiperdana (Kepala BPKP), Hariyadi B. Sukamdani (Ketua Umum APINDO/Presiden Direktur Sahid Hotel Group), Oki Ramadhan (Presiden Direktur Morgan Stanley Indonesia), Indra Utoyo (Direktur Telkom), Mira Anggraini (Direktur BPJS Kesehatan), dll.

ISMS terbentuk dengan visi menjadi forum jejaring menyarakat manajemen stratejik di Indonesia, yang memadukan pengetahuan dan solusi praktis dalam mengatasi masalah-masalah stratejik bangsa berkaitan dengan perceptan pengembangan dan pembangunan nasional. ISMS akan menjadi agen perubahan dan mitra stratejik handal bagi institusi-institusi pemerintahan dan non pemerintahan dalam menganalisis, merumuskan, dan mengeksekusi strategi yang mampu menciptakan keunggulan daya saing bekelanjutan bangsa Indonesia.

Sedangkan misi ISMS adalah mengembang dan memasyarakatkan keilmuan manajemen stratejik guna memberikan kontribusi terbaik dalam membantu memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan strategi pengembangan dan pembangunan  dunia usaha, industri, pemerintah daerah serta pemerintah pusat. ISMS juga menyajkan solusi dan terobsan yang mampu mendorong terciptanya keunggulan daya saing bangsa dan negara Indonesia, baik dikancah regional maupun global, yang pada gilirannya akan mendukung kemakmuran bangsa. Akhirnya, ISMS akan berperan aktif dalam perceptan pembelajaran bangsa Indonesia guna mendukung terbentuknya komunitas organisasi pembelajaran berbasis pengetahuan (knowledge based learning organizations) baik di pemerintahan maupun non-pemerintahan.

Dengan dukungan dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, ISMS secara resmi diluncurkan bersamaan dengan penyelenggaraan acara Seminar Nasional “Winning the AEC War: Competing or Collaboration?” pada 25 Mei 2016. Diawali sambutan kunci dari Bapak Darmin Nasution (Menteri Koordinator Perekonomian RI) dan Bapak Thomas Lembong (Menteri Perdagangan RI) didukung oleh pembicara Bapak Rahmat Pramono (Duta Besar RI untuk ASEAN) dan Prof. Pervez Ghaun (Guru Besar Bisnis Internasional, King’s College London/University of Birmingham) serta para panelis dari berbagai kalangan dunia usaha, pelaksanaan acara ini diarahkan guna mengantisipasi dan menghadapi persaingan di era globalisasi ekonomi yang ditandai dengan pelaksanaan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) dan juga antisipasi pelaksanaan kerjasama Trans Pacific Partnership (TPP).

IMG-20160525-WA0031 IMG-20160525-WA0021