Ari Kuncoro : Antisipasi Perlambatan Ekonomi Global

Ari Kuncoro : Antisipasi Perlambatan Ekonomi Global

Delli Asterina ~ Humas FEB UI

IMF yang bermarkas di Washington Amerika Serikat merilis bahwa di bulan Oktober lalu memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global sebesar 3,7% kemudian direvisi turun menjadi 3,5% di bulan Januari lalu dimana proyeksi produk domestik bruto dunia hanya tumbuh 3,3% di 2019 dan 3,6% di tahun 2020 dalam laporannya IMF juga memperkirakan ekonomi Amerika Serikat hanya tumbuh 2,3% di 2019 dan 2,5% yang diperkirakan di Oktober lalu sebagai dampak penutupan pemerintah Desember hingga Januari lalu.

Perlambatan pertumbuhan ekonomi AS tersebut akan berlanjut di tahun 2020 menjadi 1,9% akibat hilangnya stimulus fiskal dari pemerintahan Presiden Donald Trump.

Sementara itu, perekonomian China diperkirakan tumbuh 6,3% di tahun 2009 sedangkan 6,2% diperkirakan di bulan Oktober lalu. Namun angka tersebut masih lebih rendah dibandingkan capaian negeri tirai bambu di 2018 yang mencatatkan ekspansi 6,6% bagi produk domestik brutonya .

“Jadi sebelumnya mereka revisi dari 3.7% menjadi 3.6%, saya rasa itu konservatif mereka tidak ingin terlalu mencemaskan perekonomian dunia bahwa ada sesuatu yang datang, jadi menggunakan ramalan untuk membuat optimistik tetapi perbaikan yang diperkirakan akan terjadi di bulan maret yaitu kesepakatan antara Amerika Serikat dan Tiongkok yang belum terjadi, walaupun aura optimis sudah ada. Tetapi beberapa Negara sudah terlanjur melambat, jadi IMF harus realistis hingga merevisi,” kata Ari Kuncoro

“Yang paling signifikan ialah menurunnya pertumbuhan ekonomi China dari 6,6% ke 6,0% Ini pertama kali terjadi selama 20 tahun terakhir, ini karena China merupakan pembeli bahan baku bahan mentah dan barang barang input industri yang akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di seluruh dunia, seperti ada India, Korea, Afrika, termasuk Indonesia,” tuturnya.

“Inilah yang diperhitungkan IMF untuk direvisi. Di Amerika sendiri pertumbuhan sudah terjadi dari pertumbuhan yang pesat 3% menjadi 1,75% jadi yang menarik ini adalah semua rugi hingga merubah strategi. Sehingga memperpanjang deadline dari kesepakatan dari tanggal 2 Maret sampai sekarang hingga terdapat perubahan tingkah laku dari para investor,” ucap Ari.

Berdasarkan peta pertumbuhan ekonomi global di tahun 2018 lalu yaitu Amerika Serikat di 2,9% Amerika Latin di 1,1% Timur Tengah dan Afrika Utara di 2,4% Inggris di 1,4% Eropa di 1,8% dan Asia 6.5%.

Harga cukai dengan indikator pertumbuhan ekonomi global mengalami perlambatan di mana ketidakpastian global meningkat ini yang pertama adalah perdagangan dunia melambat, harga komunitas menurun, harga minyak meningkat, kenaikan yang agresif di 2018 lalu dan juga meningkatkan ketegangan hubungan dagang antara Amerika Serikat dan China.(Des)