Lembaga Demografi FEB UI Gelar Seminar Pertumbuhan Ekonomi Endogen Indonesia

Lembaga Demografi FEB UI Gelar Seminar Pertumbuhan Ekonomi Endogen Indonesia

 

Saskia Ananda ~ Humas FEB UI

DEPOK ─ Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia mengadakan Seminar Reguler dengan mengangkat tema “Pertumbuhan Ekonomi Endogen di Indonesia: Peranan Penduduk” di ruang Kartono Gunawan, pada Rabu (24/10/2018).

Pemateri pada seminar kali ini adalah Dr. Wilson Rajagukguk yang merupakan Wakil Rektor Akademik Universitas Kristen Indonesia. Saat ini negara-negara, seperti Eropa, Cina, Jepang, Korea Selatan sedang menghadapi masalah serius yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi negara-negara tersebut.

“Masalah yang saat ini sedang dihadapi negara tersebut adalah jumlah warga yang berumur tua melampaui jumlah warga berusia muda. Dari negara-negara tersebut Jepang mengalami penuruan populasi terbesar,” tutur Wilson Rajagukguk.

Defisit tersebut menjadi ancaman serius bagi pertumbuhan ekonomi. Defisit demografi terjadi karena menganut asumsi Malthus yang memandang hubungan pertumbuhan penduduk berdampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi. Namun disini terdapat dua pandangan, yaitu negatif (Malthusian) dan positif (Hayek, Phelps, dan Simon).

Pertumbuhan penduduk yang rendah di negara-negara berpenghasilan tinggi cenderung menciptakan masalah sosial dan ekonomi, sedangkan pertumbuhan penduduk yang tinggi di negara-negara berpenghasilan rendah dapat memperlambat perkembangan mereka. “Many analyst believe that economic growth in high income countries is likels to be relatively slow,” ungkapnya.

Jika angka pertumbuhan penduduk steady state naik maka angka pertumbuhan ekonomi steady state juga naik. Population does matter menurut Simonian. Analisis angka pertumbuhan konsumsi dinamis (persamaan euler), dengan child rearing cost sebesar 0,51 menunjukan bahwa angka pertumbuhan penduduk berpengaruh secara positif terhadap angka pertumbuhan konsumsi.

“Untuk meningkatkan angka pertumbuhan konsumsi, Indonesia memerlukan pertumbuhan penduduk. Laju pertumbuhan penduduk yang mantap akan memantapkan pula laju pertumbuhan perekonomian Indonesia dalam jangka panjang. Maka dari itu, Angka pertumbuhan penduduk 0 tidak dianjurkan karena jika angka pertubuhan penduduk 0 maka pertumbuhan ekonomi juga 0,” tutupnya. (Des)