Lembaga Demografi FEB UI Adakan Seminar Kesehatan

Lembaga Demografi FEB UI Adakan Seminar Kesehatan 

 

Nino Eka Putra ~ Humas FEB UI

DEPOK – Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia menggelar seminar reguler di ruang Kartono Gunawan, dengan mengangkat judul “Analisis Pengaruh Kepesertaan Penerima Bantuan Iuran (PBI)-BPJS Kesehatan Terhadap Pengeluaran Kesehatan Per Kapita Rumah Tangga Dalam Akses Layanan Kesehatan Rawat Jalan dan Inap”.

Pada tahun 2019 nanti, pemerintah Indonesia akan ikut serta dalam komitmen global untuk mengimplementasikan jaminan kesehatan semesta. Upaya ini sudah dicanangkan seusai peluncuran Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Program JKN dilangsungkan melalui skema asumsi dengan jumlah premi tertentu dan dapat dipilih sesuai dengan kelas perawatan serta dapat dibedakan menurut karakteristik peserta. Kepesertaan JKN mencakup juga jaminan bagi masyarakat miskin dan rentan berupa premi yang ditanggung oleh pemerintah.

“Program jaminan kesehatan, salah satunya berbentuk asuransi yang dipandang memiliki peran penting dalam kerangka pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan penanggulangan kemiskinan. Biaya OOP (Out-Of Packet) dan asuransi kesehatan berasal dari seluruh biaya yang dibayarkan pengguna akibat adanya akses/penggunaan terhadap layanan kesehatan,” ucap Ronaldo Octaviano selaku Peneliti di Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan, Rabu (5/9/2018).

 

Sejumlah variabel yang dipertimbangkan untuk digunakan sebagai instrumen, di antaranya proporsi rumah tangga yang memenuhi elijibilitas kepesertaan di tingkat kabupaten/kota, prediksi nilai skor peserta PBI, dan variabel sisi supply seperti jumlah tenaga kesehatan per 1000 penduduk ataupun jumlah total dokter, dokter gigi & bidan per 1000 penduduk.

Teramati adanya kontribusi positif yang progresif terhadap estimasi biaya kesahatan OPP per kapita seiring peningkatan posisi desil konsumsi. “Seiring dengan temuan bahwa program JKN memiliki peran aktif dalam memberikan proteksi finansial khususnya untuk segmen PBI, maka keberlanjutan program tersebut perlu terus didukung oleh para pengambil kebijakan yang relevan dengan mempertimbangkan kemungkinan perluasan cakupan maupun kedalaman layanan yang diberikan di masa yang akan datang,” jelas dia.

Selain itu, ditemukan juga signifikansi peran sisi supply dalam keputusan rumah tangga untuk mengutilisasi layanan kesehatan, sehingga sebaran ketersediaan fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan terlatih dan profesional yang bekerjasama untuk memberikan layanan terhadap peserta JKN khususnya untuk segmen PBI dipelosok Indonesia.

Hasil analisis juga menunjukkan signifikansi peran status rumah tangga sebagai penerima program perlindungan sosial lainnya. “Dengan ini masih ada ruang perbaikan dalam tingkatan proteksi finansial yang sudah didapatkan oleh peserta PBI saat mengakses layanan rawat jalan maupun inap,” tutupnya. (Des)