Nining I. Soesilo: “Is Pancasila Financial Inclusion an Observable Path of Glory or Just a Sinful MSME’s Struggle?”

Nining I. Soesilo: “Is Pancasila Financial Inclusion an Observable Path of Glory or Just a Sinful MSME’s Struggle?”

 

Nino Eka Putra ~ Humas FEB UI

DEPOK – Departemen Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia kembali mengadakan seminar mingguan yang sudah menjadi agenda rutin untuk diskusi isu ekonomi terkini.

Pembicara seminar mingguan pekan ini Dr. Nining I. Soesilo selaku Pembina UKM Center FEB UI dengan materi pembahasan mengenai “Is Pancasila Financial Inclusion an Observable Path of Glory or Just a Sinful MSME’s Struggle?” yang berlangsung di ruang Suntoro Isman, Gedung Departemen IE, pada Rabu (11/7/2018).

Sebagai ideologi negara Indonesia, Pancasila ditegaskan sebagai produk unik budaya Indonesia dan luar biasa untuk konsep ‘Barat’ tentang demokrasi dan hak asasi manusia. Dengan nasionalisme, internasionalisme, humanisme, persetujuan, demokrasi, kemakmuran sosial, dan percaya pada satu Tuhan. Pancasila mengadopsi unsur empati kepada orang-orang yang terpinggirkan yang ditambahkan ke enam pilar konsep Bank Indonesia untuk menciptakan model Pancasila Financial Inclusion (PFI) dengan 27 indikator.

Total tujuh pilar elemen non-harga sedang digunakan untuk mengkalibrasi 73 responden dari 274 populasi debitur Mikro-Kecil dari program kerja UKM Center Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (UKMC) dengan Badan Usaha Milik Negara. Structure Equation Modeling (SEM) digunakan untuk mengukur validitas indikator dan menjelaskan variabel keandalan.

“Semua tujuh pilar ditemukan signifikan dengan besarnya pengaruh pilar dari yang tertinggi hingga terendah, di antaranya pusat regulasi, kebijaksanaan kepemimpinan keuangan, dukungan kesejahteraan, tanggung jawab keuangan, pendidikan keuangan, kepuasan finansial, dan jalan kemuliaan (simpati)” ungkap Nining.

Dengan menilai tingkat kepentingan dan hubungan kepuasan dalam Performance Important Analysis (PIA), ditemukan bahwa 25 dari 27 indikator keuangan terletak di Kuadran I yang berarti “tetap bekerja dengan baik”. Karena pemenuhan kebutuhan perjuangan dari bawah ke atas di piramida hierarki Maslow tidak mengherankan bahwa simpati adalah pilar yang paling dominan di PFI karena lokasinya di atas.

Meskipun UKMC berlokasi di universitas, tetapi Financial Inclusion Index ditemukan tinggi dengan 0,819 skor dari satu. “Oleh karena itu, ia memiliki peluang untuk ditingkatkan dalam replika lain dari UKMC serta sebagian berkontribusi terhadap pemenuhan standar nasional inklusi keuangan (SNKI) melalui pinjaman non-bank” tutup Nining. (Des)