Peresmian Renovasi Kelas A2.05, A2.07, Labkom A dan B

DEPOK – Dalam rangka meningkatkan sarana belajar-mengajar yang nyaman dan memadai, alumni angkatan 1973 dan 1975 memberikan kontribusi terhadap sumbangan dana renovasi ruangan kelas gedung A2.05, A2.07, Labkom A & B, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, pada Kamis  (1/2/2018).

Peresmian ini dipandu oleh Desti Fitriani, MA, CA, CPMA selaku Manajer VKA. Dilanjutkan dengan sambutan dari perwakilan alumni 73, sambutan dari perwakilan alumni 75, sambutan dari Richard Wiriahardja, sambutan dari perwakilan Direksi PT Ristia Bintang Mahkotasejati, dan sambutan terakhir oleh Prof. Ari Kuncoro, Ph.D., selaku Dekan FEB UI.

Kemudian, penandatanganan hibah renovasi kelas A2.07 persembahan 73, penandatanganan hibah renovasi kelas A2.05 persembahan 75, penandatanganan hibah renovasi lab komputer A persembahan PT Ristia Bintang Mahkotasejati (founder Richard R. Wiriahardja), dan penandatanganan hibah renovasi lab komputer B persembahan dari Richard R. Wiriahardja angkatan 73. Penandatanganan semuanya disaksikan langsung oleh seluruh peserta yang hadir.

Acara inti dari peresmian ini ialah pemotongan pita bunga yang diawali dengan pengguntingan pita kelas A2.07 langsung oleh Prof. Ari Kuncoro, Ph.D., beserta perwakilan angkatan 73 dan Orasi singkat dari Prof. Aris Ananta (angkatan 73). Kemudian, pengguntingan pita Labkom A langsung oleh Prof. Ari Kuncoro, Ph.D., beserta perwakilan PT Ristia Bintang Mahkotasejati. Selanjutnya, pengguntingan pita Labkom B langsung oleh Prof. Ari Kuncoro, Ph.D., beserta Richard R. Wiriahardja.

Dan penutup acara, Orasi singkat yang disampaikan oleh Agus D.W. Martowardojo (Gubernur Bank Indonesia) dengan topik pembahasan “Economy Outlook”. Dalam pemaparan Beliau, mengatakan Indonesia harus bisa mengambil kesempatan dalam menumbuhkan ekonomi yang optimal. Secara umum, ekonomi Indonesia selalu recovery tetapi berjalan agak pelan.

Berbicara inflasi di Indonesia selama tiga tahun terakhir selalu membuat target. Inflasi Indonesia tertinggi di tahun 2013, 2014 mencapai 8%, tetapi di 2015 mencapai 3,3%, 2016 mencapai 3,02%, 2017 mencapai 3,61% dan ini terus bisa dijaga. Bila dibandingkan dengan negara tetangga di enam tahun terakhir, inflasi Malaysia berada di bawah 2,5 %, Thailand berada di bawah 2%, dan Indonesia masih menempati inflasi 5%. Jadi, ini tantangan kita untuk bisa mengendalikan inflasi Indonesia menjadi rendah dan stabil.

Selain itu, neraca pembayaran Indonesia di tahun 2016 masih positif diangka 12 miliar USD, di 2017 juga positif diangka 11,8 miliar USD. Tetapi, transaksi berjalan di Indonesia masih defisit dari 2012 yang tercermin dari ekspor-impor barang dan jasa, penghasilan yang keluar-masuk rendah. Artinya, kita lebih besar impor dibandingkan dengan ekspor. Bila dibandingkan dengan negara ASEAN, seperti Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, mereka semua selalu surplus hanya Indonesia yang defisit. Pada tahun 2013 – 2014 defisit Indonesia mencapai 27 – 29 miliar USD, sedangkan 2016 – 2017 kondisi berjalan kita sudah sehat diangka 17 miliar USD. Tak hanya itu, neraca perdagangan Indonesia secara nett antara ekspor-impor masih positif diangka 11 miliar USD.

Jadi, dari pemaparan orasi singkat ini, Agus D.W. Martowardojo mengharapkan pada tahun ini, pertumbuhan ekonomi kita harus menjadi lebih baik, inflasi baik, transaksi berjalan dalam kondisi sehat, neraca pembayaran sehat, dan akhirnya dana investasi asing yang masuk ke Indonesia menjadi kuat dan ini langkah awal untuk memajukan perekonomian kita.

Humas FEB UI,

2018