Global Network for Advanced Management (GNAM) Week Day 4: Melihat Aneka Tata Kelola Destinasi Wisata di Malang

Global Network for Advanced Management (GNAM) Week Day 4: Melihat Aneka Tata Kelola Destinasi Wisata di Malang

 

Nino Eka Putra ~ Humas FEB UI

MALANG – Hari keempat GNAM Week membahas tentang destinasi wisata yang berada di daerah Malang. Destinasi-destinasi yang ditawarkan sangatlah beragam, mulai dari wisata alam, budaya, kuliner, dan masih banyak lagi. Tentu, Malang tak kalah penting dengan daerah-daerah lainnya di Indonesia dalam memanjakan mata para wisatawan domestik maupun asing.

Deybi Febriani Salam Kusuma selaku Marketing Communication Agrowisata Kusuma mengatakan Agrowisata Kusuma mulai berdiri tahun 1986 dengan 4 Hektar perkebunan apel dan sekarang sudah 100 Hektar. Ini dibagi menjadi hotel bintang empat, perkebunan buah (apel, anggur, stroberi, dan jambu biji), lapangan sepakbola hijau terbuka untuk umum, restoran yang menyajikan makanan tradisional, Cina, dan Barat. Untuk acara outbond gathering, Kusuma Agrowisata juga melayani area outbond untuk dewasa dan anak-anak. Selain itu, ada juga area tanaman hidroponik bagi siapa saja yang ingin belajar tentang cara kerja hidroponik.

Sementara itu, Ananda Sabil Husein, Ph.D., selaku Head of Entrepreneurship Study Program, Hotel and Tourism Practitioner mengatakan di Malang kita dapat menemukan apapun yang diinginkan seperti museum, Jatim Park, alam, dan lain-lain. Ada ekowisata yang disebut “Pantai Tiga Warna”, pantai ini ditutup hanya untuk 500 tamu sehari dan harus mendaftar terlebih dahulu untuk datang ke pantai.

Selain itu, Malang mempunyai perkebunan teh milik PT Perkebunan Nusantara, Malang Night Paradise untuk festival dan hiburan malam. Malang juga terkenal dengan Bakso Malang dan Rawon. Sementara, ada 3 elemen keberlanjutan model pariwisata di Malang, yaitu keaslian kota, keunikan kota, dan citra kota.

Dias Satria selaku Asian Currency Units in FEB Universitas Brawijaya mengatakan pemerintah Indonesia menarik turis dengan mengadakan event Banyuwangi Festival dengan menggunakan aplikasi sehingga wisatawan dapat mengambil sekilas festival melalui smartphone mereka. Belajar dari Australia, bagaimana mereka bisa menjual sebotol anggur dengan 600 ratus dolar dan membuat kemasannya terlihat mahal.

Australia tidak memiliki banyak budaya selain Indonesia tetapi mereka memiliki manajemen yang lebih baik untuk mengatur budaya mereka sehingga dapat menambahkan lebih banyak nilai.

Selain itu, Korea terkenal dengan produk lokalnya, yaitu kosmetik. Salah satu cara Korea menjual produk lokalnya melalui event, bernama Festival Lumpur. Ini dilakukan oleh Korea untuk memperkenalkan produk mereka bagi turis melalui event budaya.

Berbeda dengan Indonesia yang terlalu fokus pada infrastruktur tetapi tidak peduli dengan institusi untuk mendukung produk lokal kami, seperti Babahbikes dan Sahawood. (Des)

 

Foto Acara Berlangsung di Agrowisata Kusuma

 

 

 

 

 

 

Foto Acara Berlangsung di FEB Universitas Brawijaya