Rayakan Hari Jadi Ke-30, MM FEB UI Adakan Bedah Buku Rhenald Kasali

Rayakan Hari Jadi Ke-30, MM FEB UI Adakan Bedah Buku Rhenald Kasali

 

Nino Eka Putra ~ Humas FEB UI

JAKARTA – Selama 30 tahun Program Studi Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia telah berkarya dan mengabdi untuk kemajuan dunia pendidikan Indonesia dengan mencetak pemimpin masa depan yang memiliki landasan nilai-nilai luhur baik dari sudut pandang ilmu pengetahuan, kebangsaan Indonesia dan kemanusiaan secara umum.

Pada hari ini secara simbolis Program Studi MM FEB UI merayakannya dengan pembacaan doa, pemotongan tumpeng dan dilanjutkan sesi Bedah Buku ‘The Great Shifting’ oleh Prof. Rhenald Kasali, Ph.D., selaku Guru Besar FEB UI sekaligus pendiri Rumah Perubahan yang berlangsung di Auditorium MM FEB UI, pada Jumat (12/10/2018).

Bedah Buku ini dibuka oleh sambutan Dony Abdul Chalid, Ph.D., selaku Ketua Departemen Manajemen sekaligus PLH KaProdi MM. Selanjutnya, penjelasan mengenai Buku ‘The Great Shifting’ yang disampaikan oleh Prof. Rhenald Kasali, Ph.D. Di dalam bukunya membahas pergeseran atau perubahan besar yang terjadi saat ini di dunia. Faktor pemicunya disebabkan oleh perkembangan teknologi.

Teknologi mampu membuat perubahan dalam diri manusia, seperti memudahkan aktivitas dalam sehari-hari, berkomunikasi menjadi lebih mudah dan cepat, mempersingkat waktu & memangkas biaya, berbagi informasi secara efektif, komunikasi tanpa batas dan lain sebagainya.

“Buku ini juga membahas terkait penemuan tentang adanya perubahan model bisnis saat ini. Seperti produk beralih menjadi platform dan platform mengubah kehidupan secara luas dan mengakibatkan banyak produk menjadi inferior dan ditinggalkan peradaban baru,” kata Rhenald Kasali.

Sementara itu, buku ini menunjukkan sejumlah peristiwa shifting yang terjadi dalam bidang konsumsi, industri pelayanan kesehatan, keuangan dan perbankan, hiburan, esteem economy, asuransi, pendidikan, pariwisata, mainan, dan kebudayaan. Shifting yang paling besar justru terjadi secara horizontal dan cross industry yang mengakibatkan pelaku industri sulit melacak.

Dia memberikan contoh cross shifting yang terjadi dari konsumsi atau spending pada barang-barang retail goods, seperti minuman berenergi dan snack jajanan ke perjalanan wisata, hiburan. “Saya menekankan agar para pengusaha atau pun masyarakat luas tidak memahami pengertian fenomena shifting dalam ruang lingkup sempit. Padahal ada banyak ekosistem dalam sebuah industri baik dari stakeholder maupun konsumen untuk merespons adanya gelombang disruption,” tutupnya. (Des)