Departemen Ilmu Ekonomi Menghadirkan Pembicara dari Amerika Serikat Dalam Seminar Mingguan

Departemen Ilmu Ekonomi Menghadirkan Pembicara dari Amerika Serikat Dalam Seminar Mingguan

 

Nino Eka Putra ~ Humas FEB UI

DEPOK – Departemen Ilmu Ekonomi menghadirkan pembicara dari luar negeri dalam seminar mingguan dengan narasumber Amanda R. Lindsay selaku Ekonomi Pertanian dan Sumber Daya, University of California Davis dengan mengangkat tema “Pertumbuhan Biru di Tengah Ketidaksempurnaan Pasar: Memprediksi Dampak Ekonomi Lokal dan Lingkungan terhadap Kebijakan Stimulus Berbasis Kelautan di Pedesaan Indonesia”

Negara-negara pantai dan kepulauan di seluruh dunia sedang mengejar kebijakan ‘pertumbuhan biru’ untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan melalui pengelolaan sumber daya laut. Pemerintah Indonesia memperkenalkan ‘Blue Economy Initiative’ di Rio +20 pada tahun 2012, sebuah paradigma yang mendukung pengembangan kegiatan kelautan tertentu, konservasi laut, dan apresiasi budaya.

“Baru-baru ini, pemerintah Indonesia mulai menyediakan kapal nelayan lepas pantai untuk rumah tangga nelayan miskin untuk mendorong produksi ikan lepas pantai dan meningkatkan pendapatan rumah tangga nelayan miskin,” jelas Amanda di tengah presentasinya dalam seminar mingguan Departemen IE, di ruang 401-402 Gedung Pascasarjana, pada Kamis (16/8/2018).

Kebijakan ini memiliki potensi untuk mencapai hasil tambahan yang konsisten dengan tujuan Ekonomi Biru: mengurangi tekanan penangkapan ikan pada ekosistem dekat pantai dengan mendukung mata pencaharian alternatif. “Kami menggunakan model ekuilibrium umum lokal bioekonomi hibrida untuk memperkirakan dampak kebijakan penyediaan perahu lepas pantai dalam ekonomi pedesaan,” ucap dia.

Model diparameterisasi dengan satu set data unik, dikalibrasi ke kondisi baseline (pra-kebijakan), dan kemudian digunakan untuk mensimulasikan kebijakan penyediaan perahu di bawah berbagai skenario pengaturan. Hasil simulasi menunjukkan bahwa kebijakan stimulus marin hanya sebagian mencapai tujuan pertumbuhan biru. Kebijakan ini mengarah pada peningkatan produksi ikan lepas pantai, dan beberapa kelompok rumah tangga tetapi tidak semua perwakilan akan menikmati peningkatan pendapatan riil.

Namun, tujuan konservasi tidak tercapai karena peningkatan produksi ikan di dekat pantai menyebabkan penurunan stok ikan di dekat pantai. Penegakan peraturan penangkapan ikan yang ada, membatasi kemampuan rumah tangga untuk merealokasi modal nelayan antara kegiatan penangkapan ikan, dapat menawarkan perlindungan terhadap stok ikan yang rentan.

Kami juga mempertimbangkan kebijakan pertumbuhan berkelanjutan yang lebih tradisional: stimulus pertanian. “Kami menunjukkan bahwa dalam kondisi tertentu, kebijakan alternatif ini akan mengarah pada peningkatan yang lebih besar dalam pendapatan riil bagi banyak kelompok rumah tangga dan mencapai tujuan konservasi tanpa biaya penegakan tambahan,” tutup Amanda. (Des)