Qisha Quarina Presentasikan Tantangan Transformasi Struktural di Indonesia

Qisha Quarina Presentasikan Tantangan Transformasi Struktural di Indonesia

 

Nino Eka Putra ~ Humas FEB UI

DEPOK – Dosen muda Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Qisha Quarina mempresentasikan hasil studi penelitian dalam seminar mingguan Departemen Ilmu Ekonomi yang berjudul “Sebuah Tantangan untuk Tumbuh: Transformasi Struktural dan Keterampilan yang Dibutuhkan di Indonesia”.

Dalam pembahasan ini meneliti mengenai transformasi struktural membutuhkan permintaan yang berbeda untuk keterampilan di pasar tenaga kerja. Keterampilan yang dimiliki oleh para pekerja, mungkin tidak sesuai dengan keterampilan yang dibutuhkan dalam ekonomi saat ini yang sangat bergantung pada sektor jasa.

Keterampilan sosial atau lunak lebih dihargai di pasar tenaga kerja saat ini, karena ekonomi bergeser ke sektor berbasis layanan. Studi penelitian ini menggunakan data Indonesia Family Life Survey (IFLS) 2014 yang bertujuan untuk menganalisis ada atau tidaknya keterampilan yang berbeda untuk setiap sektor ekonomi di Indonesia dan mengidentifikasi keterampilan yang dibutuhkan di masing-masing sektor.

“Estimasi ekonometrik kami menegaskan bahwa keterampilan yang dibutuhkan berbeda di setiap sektor ekonomi. Tingkat pendidikan (lama bersekolah) tidak signifikan mempengaruhi tingkat upah di sektor pertanian, sementara itu signifikan di sektor industri dan jasa” ungkap Qisha Quarina dalam presentasinya di ruang Suntoro Isman, Departemen IE, pada Rabu (1/8/2018).

Pada skor kognitif anehnya hanya signifikan mempengaruhi tingkat upah di sektor jasa, tetapi tidak di sektor pertanian dan industri. Selain itu, sebagian besar keterampilan lunak tidak signifikan mempengaruhi tingkat upah/produktivitas. Namun, hanya soft skill yang terkait dengan keterbukaan terhadap pengalaman yang secara signifikan mempengaruhi tingkat upah.

Sementara itu, temuan ini menunjukkan bahwa sebagai ekonomi yang bergerak menuju ekonomi yang lebih berorientasi layanan, pemerintah harus lebih menaruh perhatian pada peningkatan kualitas pendidikan untuk memenuhi permintaan keterampilan di pasar tenaga kerja masa depan di Indonesia.

Dengan demikian, untuk menjadi produktif di sektor pertanian dan jasa, para pekerja perlu memperoleh keterampilan lunak dan keterbukaan terhadap pengalaman. “Namun, keterbukaan terhadap pengalaman di sektor jasa perlu dilengkapi dengan keterampilan keras lainnya, seperti skor kognitif dan lamanya bersekolah” tutupnya. (Des)